Sekolah Tunas Dharma

Keceriaan Siswa TK Tunas Dharma Saat Kunjungi Bale Panyawangan Diorama & Bale Panyawangan Nusantara di Purwakarta

TK Tunas Dharma | Sebagai kegiatan yang mendukung tema Kendaraan dan Tanah Airku, TK Tunas Dharma melakukan Kunjungan ke Museum Diorama Nusantara dan Museum Diorama Purwakarta, yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 April 2025. Sebelum hari keberangkatan, satu hari sebelumnya anak-anak berkreasi dengan mewarnai gambar Kereta Api di Sekolah. Pada hari keberangkatan, anak–anak  berkumpul di Stasiun Karawang pada pukul 07.50. Sebelum keberangkatan anak-anak berfoto bersama, lalu anak-anak berbaris untuk melakukan Scan Barcode tiket dan menunggu di ruang tunggu . Di ruang tunggu anak–anak diberikan penjelasan dan tanya jawab tentang siapa yang mengendarai kereta, jenis-jenis kereta api, dan lainnya. Setelah itu anak–anak diajak untuk berdoa bersama dan kemudian anak-anak mulai memasuki gerbong Kereta Api dengan pembagian kelompok menjadi 4 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 1 orang guru dan 3 atau 5 anak. Didalam kereta api anak-anak duduk dengan kelompoknya masing-masing. Dalam perjalanan anak-anak bercakap-cakap tentang kereta api dengan kelompok masing-masing, juga menyebutkan apa saja yang dilihat sepanjang perjalanan. Setelah rombongan TK Tunas Dharma tiba di stasiun Purwakarta anak-anak berkumpul sejenak didepan stasiun dikarenakan ada beberapa anak yang ke toilet. Setelah itu anak-anak berjalan kaki dengan kelompok masing-masing menuju Bale Panyawangan Diorama Purwakarta.

Bale Panyawangan Diorama Purwakarta

Pembangunan Bale Panyawangan Purwakarta diprakarsai oleh Bupati yaitu Bupati Dedi Mulyadi yang bertujuan untuk mengangkat pentingnya arsip sebagai bagian dari proses kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Bale Panyawangan Diorama Purwakarta dan perkembangan dari masa ke masa yang dihadirkan melalui perpaduan arsip, seni dan teknologi. Penggubahan bentuk arsip menjadi karya seni dengan sentuhan teknologi adalah untuk memperkenalkan arsip kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami dan menarik. Didalam museum anak-anak diajak berkeliling sambil mendengarkan penjelasan dari para petugas atau guide museum. Anak–anak sangat senang dan antusias. Gedung ini dibagi menjadi Sembilan ruangan, yaitu :

  • Bale Prabu Maharaja, menyajikan sejarah tatar sunda
  • Bale Prabu Niskala Wastukancana, merupakan aula ketenaran yang menampilkan sosok para pemimpin Purwakarta.
  • Bale Prabu Nawiskala, menggambarkan Purwakarta pada masa pengaruh mataram, VOC, dan Hindia Belanda, dalam rentang waktu tahun 1620 – 1799.
  • Bale Prabu Ningratwangi, menyajikan keadaan Purwakarta pada masa pergerakan nasional dan masa pendudukan Jepang.
  • Bale Prabu Ratudewata, menyajikan keadaan purwakarta pada masa kemerdekaan dan pasca kemerdekaan
  • Bale Prabu Nilakendra, menampilkan Purwakarta pada masa demokrasi terpimpin
  • Bale Prabu Surawisesa, menyajikan Purwakarta pada masa pemerintahan 1968 – 1998 serta arus reformasi 1998 hingga sekarang.
  • Bale Ki Pamanah Rasa, menggambarkan “Digjaya Purwakarta Istimewa” 2008 – 2018

Kemudian setelah melalui 9 ruangan, anak-anak berfoto digital bersama dengan Kang Dedi Mulyadi dan diakhir Museum anak-anak menonton Film bersama di dalam ruang Bioskop Bale Panyawangan Diorama Purwakarta.

Bale Panyawangan Diorama Nusantara

Setelah dari, Bale Panyawangan Diorama Purwakarta anak-anak berjalan kaki menuju ke Bale Panyawangan Diorama Nusantara. Di sana anak-anak dipandu oleh petugas dan diajak berkeliling dan diperkenalkan dengan peradaban manusia di Indonesia dan perkembangannya dari masa ke masa , ditinjau dari berbagai aspek seperti aspek wilayah, keagamaan, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi sistem pemerintahan dan infrastruktur. Anak-anak di pandu menyusuri lorong demi lorong yang dimana di lorong pertama anak-anak dibawa menyusuri lorong peradaban manusia purba anak-anak diperkenalkan oleh beberapa replika manusia purba, dan alat-alat yang digunakan pada jaman purba, kemudian anak-anak juga melihat ‘Gua’ yang penuh dengan coretan dan tapak tangan manusia purba. Selanjutnya anak-anak menyusuri lorong ‘Kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia’ yang terdiri dari Majapahit, Mataram, Kutai, Tarumanagara dan lain-lain. Kemudian, anak-anak menyusuri lorong kesenian tradisional Indonesia dari Barat hingga Indonesia Timur. Anak-anak juga bisa naik kereta kencana atau sepeda onthel. Anak-anak berfoto di dalam museum dan juga bergantian menaiki kereta kencana.

Berkeliling Kota Purwakarta dengan Bus Kidang Pananjung

Anak-anak berkeliling Purwakarta dengan Bus Kidang Pananjung sambil di temani oleh kakak pemandu, anak-anak diperkenalkan dengan kota Purwakarta seperti Taman Sribaduga, alun-alun, dan lain lain. Perjalanan pun di tempuh kurang lebih 1 jam. Perhentian Bus Kidang Pananjung berakhir di Taman Anak Surawisesa.

Setelah tiba di Taman Anak Surawisesa, anak-anak dipersilakan untuk beristirahat dan makan siang selama 45 menit. Sebelum makan siang tak lupa anak-anak diajak untuk berdoa terlebih dahulu. Setelah anak-anak makan siang dan beristirahat, anak-anak berbaris dan berjalan ke stasiun Purwakarta untuk kembali ke Karawang. Setibanya di stasiun Purwakarta anak-anak berkumpul untuk berfoto bersama, lalu berbaris untuk melakukan Scan Barcode tiket dan menunggu kedatangan kereta diruang tunggu. Anak-anak berangkat dari stasiun Purwakarta pukul 13.35. Setelah tiba di stasiun Karawang, guru memastikan anak-anak turun dari kereta dengan aman dan keluar dari stasiun dengan selamat lalu menyerahkan anak-anak kepada orang tua hingga anak-anak dipastikan sudah pulang semua dengan aman. Anak-anak sangat senang sekali meskipun mereka lelah dan mengantuk.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, karena anak-anak sejak usia dini sudah diperkenalkan tentang sejarah dan budaya Indonesia. Juga menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan bagi anak-anak, dapat mengenal sejarah di museum dan naik salah satu transportasi yaitu kereta api.

Bagikan :

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp