Yayasan Pendidikan Rosma | Pada hari Jumat, 3 Januari 2025 diadakan Rapat Rutin Koordinasi Kompleks Sekolah Tunas Dharma di awal semester. Adapun rapat ini merupakan agenda rutin bulanan yang wajib diikuti oleh para guru dan tenaga kependidikan di Sekolah Tunas Dharma, yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan Unit Tata Usaha. Rapat ini juga diikuti oleh jajaran Pengurus Yayasan Pendidikan Rosma, yang dalam kesempatan tersebut memberikan sosialisasi tentang pemahaman aturan kepegawaian yang berlaku di Yayasan Pendidikan Rosma kepada para guru dan karyawan di Sekolah Tunas Dharma. Sekaligus, dilangsungkan juga penandatanganan komitmen pengabdian untuk pelayanan yang terbaik kepada segenap siswa, yang dituangkan ke dalam sebuah pakta integritas. Pakta integritas ini ditandatangani oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan di Sekolah Tunas Dharma tanpa terkecuali.
Dalam sesi rapat di bulan Januari ini, bertugas sebagai pengisi materi adalah guru dari unit SMP Tunas Dharma, yakni Bapak Markus Sabar, S.Pd., dan Ibu Bernadet Dwi Atmi Nugraheni, S.Pd. Bapak Sabar dan Ibu Hani, membawakan materi sharing session tentang Kebutuhan-kebutuhan Dasar Manusia dalam Konteks Pendidikan. Yayasan Pendidikan Rosma memang rutin menggelar sharing session yang dikemas bersama rapat rutin bulanan Kompleks Sekolah Tunas Dharma di setiap bulannya, dengan melibatkan seluruh guru dan tenaga kependidikan di Sekolah Tunas Dharma sebagai pesertanya.
Ibu Bernadet Dwi Atmi Nugraheni, S.Pd., dalam pemaparannya dirinya menyebut: “Bahwa ada beberapa kebutuhan dasar manusia, antara lain: kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima, kebutuhan kekuasaan dan penguasaan, kebutuhan kebebasan dan kebutuhan kesenangan. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai beberapa kebutuhan di dalam hidupnya, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut mau tidak mau harus terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut juga tentu melekat ke dalam diri seorang guru sebagai tenaga pendidik, dan juga diri siswa sebagai peserta didik. Dalam hal ini, inilah seni dan indahnya menjadi seorang pendidik. Bahwa seorang guru dipaksa harus memahami tentang apa yang menjadi kebutuhan dasar manusia, dalam hal ini para siswa, untuk diarahkan kepada hal-hal yang baik dan untuk kemajuan perkembangan diri siswa untuk membentuk masa depannya kelak”.
Sementara itu, Bapak Markus Sabar, S.Pd., mengatakan: “Bahwa Kebutuhan dasar manusia dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang diperlukan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologisnya. Pemenuhan kebutuhan dasar akan sangat memengaruhi tindakan dan perilaku individu. Bahwa seorang guru harus betul-betul memahami apa yang menjadi kebutuhan siswanya. Misalkan, dalam konteks kebutuhan akan kekuasaan dan penguasaan. Contoh seorang siswa yang berprestasi berhasil memenangi sebuah perlombaan, merupakan hal alamiah bahwa si siswa tersebut menginginkan dirinya untuk dianggap dan diakui sebagai bentuk apresiasi. Guru bisa melakukan apresiasi tersebut dengan cara memberi selamat dan memuji atas raihannya tersebut, serta memberi dorongan dan semangat agar si siswa dapat meraih hal yang lebih besar dan lebih tinggi lagi setalah capaiannya tersebut”. Di dalam pemaparannya tersebut, keduanya menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar manusia merupakan unsur yang diperlukan oleh setiap manusia, untuk menyeimbangkan kebutuhan psikologis dan fisiologisnya. Bahwa setiap guru harus memahami kebutuhan dasar setiap muridnya, agar dapat tercipta semuah lingkungan belajar yang positif dan kondusif.