SMP Tunas Dharma | pada hari Senin, 21 Juli 2025 digelar rangkaian terakhir dari sesi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, atau MPLS di SMP Tunas Dharma. Sebagaimana diketahui, rangkaian MPLS di SMP Tunas Dharma telah berlangsung sejak tanggal 14 Juni sampai 16 Juni 2025. Rangkaian terakhir tersebut diisi dengan penampilan sosialisasi dan demonstrasi unit-unit kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMP Tunas Dharma. Dalam acara tersebut, disosialisasikan beberapa ekstrakulikuler yang ada, antara lain: Pramuka, Basket, Futsal, Bulu Tangkis, Modern Dance, Paduan Suara dan Karate. Adapun khusus untuk Karate, merupakan unit ekstrakulikuler baru, yang ditawarkan kepada siswa-siswi untuk menjadi salah satu pilihan yang akan diambil oleh para siswa untuk kegiatan ekstrakulikuler yang akan diikuti.
Ekstrakulikuler Karate yang ditawarkan kepada para siswa-siswi SMP Tunas Dharma ini rasanya ”agak berbeda”, dengan jenis Karate pada umumnya. Karena, yang akan dibuka di SMP Tunas Dharma adalah jenis Karate aliran Kyokushin, yang memiliki sistem Full Body Contact atau kontak badan penuh, di dalam sistem pertandingannya. Untuk organisasi atau perguruannya, merupakan bagian dari World Karate Organization (WKO) Shinkyokushinkai Indonesia. WKO Shinkyokushinkai, merupakan perguruan Kyokushin Karate yang berpusat di Tokyo, Jepang, di bawah pimpinan Shihan Kenji Midori yang merupakan murid langsung dari pendiri Kyokushin Karate, yaitu Sosai Matsutatsu Oyama.
Dalam Pengenalan Ekstrakulikuler Karate Full Body Contact WKO Shinkyokushinkai Indonesia ini menghadirkan Sp. Syarafina Yai’sy Hermawan, seorang penyandang tingkatan sabuk hitam Dan 1 (Sho-dan). Senpai Fina, memperoleh sabuk hitamnya dari WKO Shinkyokushinkai di Tokyo, Jepang. Senpai Fina didampingi oleh Sensei Zamzuri, yang merupakan pelatih di WKO Shinkyokushinkai Indonesia Son’s Dojo Cikampek. Rangkaian acara Pengenalan Ekstrakulikuler ini terdiri dari penampilan teknik-teknik, antara lain: Kihon (dasar), Ido Geiko (aplikasi teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite (teknik pertarungan). Acara ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi SMP Tunas Dharma, dari kelas 7 sampai kelas 9, yang bertempat di Aula SMP Tunas Dharma.
Dalam penjelasannya saat sesi tanya jawab dengan para siswa, Senpai Syarafina Yai’sy Hermawan menjelaskan: ”Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada SMP Tunas Dharma yang sudah memberikan kesempatan bagi kami untuk bisa melakukan sosialiasasi dan demonstrasi Karate Full Body Contact, di hadapan adik-adik semua. Aliran Karate ini adalah Kyokushin, yang didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama di Jepang, pada tahun 1960-an. Untuk perguruannya, kami adalah WKO Shinkyokushinkai Indonesia, yang langsung berada di bawah World Karate Organization Shinkyokushinkai Honbu Dojo di Tokyo, Jepang. Untuk di Indonesia, WKO Shinkyokushinkai Indonesia di bawah pimpinan Shihan J.B. Sujoto, dan sudah menjadi Anggota dari Komite Olahraga Masyarakat Indonesia atau KORMI. Artinya, WKO Shinkyokushinkai Indonesia ini sudah diakui oleh pemerintah, jadi tidak perlu khawatir soal legalitas organisasi atau legalitas kegiatannya.
WKO Shinkyokushinkai Indonesia memang bukan Anggota dari Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI), karena memang sistem kami berbeda dari FORKI. Karena, FORKI itu mengikuti aturan World Karate Federation (WKF) yang memiliki sistem non-contact. Sementara kami, menganut sistem Full Body Contact. Apa itu Full Body Contact? Full Body Contact adalah sistem kontak badan penuh. Maksudnya, di dalam pertarungan Kyokushin Karate itu kita diharuskan memukul ke arah badan lawan dengan sekeras-kerasnya dan kekencang-kencangnya. Tapi, dilarang keras memukul ke daerah kepala atau muka. Demikian juga dengan teknik tendangan, kita juga harus menendang lawan dengan sekuat tenaga ke arah badan, paha, kaki dan kepala atau muka. Loh, kok nendang kepala boleh sementara memukul kepala tidak boleh? Bahaya nggak sih? Mengapa demikian? Jadi, walaupun Full Body Contact, namun Kyokushin Karate ini tetap memperhitungkan soal keamanan dan keselamatan atlet.
Jadi begini secara teknik, yang namanya pukulan sifatnya itu tidak bisa diprediksi. Karena pukulan itu bisa dilancarkan dengan sangat cepat, bahkan tanpa ancang-ancang dan tanda-tanda terlebih dahulu dalam melakukannya. Jadi, sangat berbahaya jika dibolehkan memukul ke arah kepala atau wajah lawan. Nah sebaliknya, kalo yang namanya tendangan itu pasti membutuhkan ancang-ancang, jadi kalo orang mau melakukan tendangan itu pasti sudah kelihatan duluan tuh kalo orang itu mau nendang. Artinya, beda dengan pukulan. Tendangan itu bisa diprediksi, karena kita bisa melihat ancang-ancang lawan terlebih dahulu sehingga kita bisa melakukan elakan, tepisan, tangkisan atau menghindar sebelum tendangan itu mendarat ke badan atau kepala kita. Tenang saja, adik-adik semua kan usianya masih usia remaja, karena di bawah 23 tahun. Untuk remaja, pertarungan Kyokushin Karate itu masih pakai pelindung seperti pelindung badan (body protector), pelindung kepala (head protector), pelindung alat kemaluan, dan beberapa belindung lain.
Untuk proses latihannya juga sangat sistematis, berjenjang dan bertahap. Jadi jangan dibayangkan nanti adik-adik semua latihannya itu langsung keras, tentu tidak. Keras sesuai dengan tingkatannya secara bertahap. Jika adik-adik mungkin lihat di YouTube, kok pertandingan Kyokushin Karate itu keras dan ganas sekali? Ya itu biasanya untuk yang kelas dewasa, yang memang sudah malang-melintang di turnamen Karate Full Body Contact. Saya sendiri masuk Shinkyokushinkai itu kelas 5 SD, sekarang sudah mau semester 3 kuliah di UPN Yogyakarta. Dari kelas 5 SD, saya menjadikan latihan Kyokushin Karate ini dengan gembira, bahkan di rumah saya sudah banyak sertifikat dan medali hasil kejuaraan yang berhasil saya menangkan. Dari SMP sampai kuliah di UPN, saya masuk dengan jalur prestasi olahraga, ya lewat prestasi di WKO Shinkyokushinkai ini. Karena, banyak sekali kejuaraan yang bisa adik-adik ikuti nanti jika jadi bergabung di ekstrakulikuler ini. Ada Kejuaraan Daerah dan Kejuaraan Nasional WKO Shinkyokushinkai Indonesia, Kejuaraan Indonesian Full Contact Karate Association (IFKA), dan apalagi sekarang sudah Anggota KORMI, nanti ada kejuaraan FORKAB, FORDA dan FORNAS. Jadi jangan ragu, mari bergabung bersama WKO Shinkyokushinkai Indonesia di Dojo SMP Tunas Dharma”, papar mahasiswi jurusan Teknik Metarulgi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta ini.
Di tempat yang sama, Bapak Markus Sabar, S.Pd (Wakil Kepala SMP Tunas Dharma Bidang Kesiswaan), mengatakan: “Adik-adik semua bisa memilih satu atau lebih dari satu ekstrakulikuler yang tersedia di sekolah ini. Ekstrakulikuler ini sifatnya wajib, wajib memilih satu, tapi sangat boleh memilih lebih dari satu. Kaka Syarafina Yai’sy Hermawan dan Tim tadi sudah mendemonstrasikan Karate Full Body Contact dengan luar biasa dan meriah. Saya juga baru melihat kali ini, kok jenis Karate ini beda ya dari Karate yang sering saya lihat? Oh, ternyata memang sistemnya berbeda. Saya juga kagum tadi saat demontrasi dan pemutaran video pertandingan, kok orang dipukul dengan keras untuk menghasilkan nilai, ditendang juga dengan keras. Nah saya juga baru tau, oh begini toh yang namanya Full Body Contact. Tapi, adik-adik jangan khawatir, semua tentu ada sistemnya, ada metodenya, ada kurikulumnya, ada tingkatannya. Latihan dengan perlahan sesuai jenjangnya, nanti juga pada akhirnya bisa kebal seperti itu badan kita.
Apalagi, seperti Kaka Syarafina Yai’sy Hermawan tadi mengatakan, bahwa event kejuaraan di Karate Kyokushin itu ternyata banyak sekali ya event kejuaraannya, yang jika kita bisa menjadi juara dan berprestasi di sana nanti sertifikatnya bisa diklaim sebagai bentuk prestasi untuk kepentingan masuk ke seleksi ke sekolah negeri atau ke universitas negeri, ya seperti Kaka Syarafina Yai’sy Hermawan ini lah contoh nyatanya. Saya juga sempat searching di YouTube dan Medsos, bahwa ternyata Karate jenis Kyokushin ini kalau di kota-kota besar rupanya banyak sekali peminatnya. Di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyarakta, Medan, saya lihat kok berkembang sekali Karate jenis Kyokushin ini. Jadi cukup bagus prospeknya kalau kalian bergabung di dalamnya. Oleh karena itu, silahkan memilih ekstrakulikuler ini untuk menjadi salah satu atau satu-satunya dari kegiatan ekstrakulikuler yang akan adik adik ikuti”, pesan Bapak Markus yang sedang menempuh PPG di Universitas Negeri Surabaya ini.