Sekolah Tunas Dharma

Peringatan Hari Sumpah Pemuda di SD Tunas Dharma Berlangsung Semarak

SD Tunas Dharma | Bertempat di Aula Sekolah Tunas Dharma (Lantai 2), pada hari Selasa, 29 Oktober 2024 diselenggarakan Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-96 di tahun 2024, oleh segenap siswa dan siswi, guru dan orang tua/wali siswa SD Tunas Dharma. Adapun pada peringatan tahun ini, mengambil tema “Bersatu dalam Keberagaman, Berkarya untuk Indonesia”. Acara yang berlangsung dengan semarak ini dikemas ke dalam bentuk seremonial perlombaan, yang menampilkan performa siswa-siswi di dalam bidang: Pidato, Bernyanyi, Baca Puisi dan Penampilan Fashionshow. Tampil sebagai pemenang di masing-masing perlombaan tersebut, antara lain:

Lomba Pidato: 

Juara 1 : Davin Stevanus (kelas 4B)

Juara 2 : Alena Jessica Santoso (kelas 6B)

Juara 3 : Muhammad Al Fatih Nurdin Hasan (kelas 6A)

Lomba Menyanyi:

Juara 1 : Arjuna Saddha Manggala Than (kelas 2B)

Juara 2 : Hazelin Nancy Immanuel (kelas 3B)

Juara 3 : Jihan Angelica Rangian (kelas 4A)

Lomba Baca Puisi:

Juara 1 : Almira Agustina Sugiarto (kelas 4B)

Juara 2 : Kimmy Eliorra Saputra (kelas 4A)

Juara 3 : Namina Maha Anadiara (kelas 5B)

Lomba Fashionshow (Berpasangan):

Juara 1 :  Ivander Adley Kurnia & Zivana Zamora Soleh (kelas 6B)

Juara 2 : Agatha Mitzee William Tanzin & Zefano Abdiel Yohanes (kelas 1A)

Juara 3 : Leesandro Lewis Fernandes & Vanessa De Chow (kelas 4B)

Ibu Nurmayasari, S.Pd., selaku Kepala SD Tunas Dharma, di dalam sambutannya di pembukaan acara mengatakan: “Peringatan Hari Sumpah Pemuda, yang dirayakan di setiap tahun di bulan Oktober itu merupakan momentum yang sangat penting, bagi putera-puteri generasi penerus bangsa. Sumpah Pemuda adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah nasional bagi bangsa Indonesia, yang terjadi pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Peristiwa ini merupakan momentum yang sangat berarti dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, karena melalui Sumpah Pemuda, terbentuklah semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928, Indonesia masih berada di bawah kekuasaan penjajah kolonial Belanda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah, sekitar 100 pemuda dari berbagai organisasi pemuda di Jakarta, antara lain seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Sundanese, Jong Ambon berkumpul di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Jakarta.

Mereka kemudian mengadakan Kongres Pemuda II, yang bertujuan untuk membahas dan menyampaikan aspirasi pergerakan pemuda Indonesia. Pada Kongres Pemuda II inilah terjadi peristiwa penting yang kemudian dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Dalam sidang pleno yang dihadiri oleh para pemuda perwakilan dari seluruh Indonesia, disampaikan tiga butir Sumpah, yang berbunyi: (1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; (2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; (3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Di dalam sambutannya tersebut, Ibu Nurmayasari mengajak para siswa-siswi untuk selalu mengenang, dan menjadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai “tali pengikat” persatuan bagi sesama saudara sebangsa, minimal di kalangan warga sekolah di SD Tunas Dharma dan kompleks Sekolah Tunas Dharma.

Bapak Purwanto, S.Ag., guru SD Tunas Dharma yang bertugas sebagai salah satu Juri di dalam perlombaan tersebut mengatakan: “Melalui event ini, saya melihat banyak potensi dan bakat para siswa-siswi SD Tunas Dharma. Saya kebetulan mendapat tugas dari Ibu Kepsek, sebagai Juri Lomba Bernyanyi di acara ini. Pada dasarnya, seluruh peserta cukup berbakat untuk mendalami bidang seni, khususnya bernyanyi. Para peserta bernyanyi lagu modern dan lagu tradisional. Ada beberapa anak yang pada dasarnya mempunyai suara merdu, nah, artinya dia mempunyai bakat untuk menjadi seorang penyanyi dan mendalami bidang seni musik. Tinggal tugas orang tua dan sekolah saja, untuk bisa mendukung, membimbing dan membentuk bakatnya tersebut. Mudah mudahan, melalui acara Peringatan Sumpah Pemuda ini, nilai dan semangatnya bisa dijadikan motivasi diri untuk terus bersatu dan berkembang dalam menata masa depan anak-anak bangsa Indonesia yang potensial, dalam menyongsong era Generasi Emas di tahun 2045 mendatang. Mari kita selalu optimis, dan terus belajar”.

Bagikan :

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp